Minggu, 28 Desember 2014

Patofisioanatomi ( Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent )

Penyakit Menular pada Manusia yang disebabkan oleh Agent PPT tersebut membahas tentang Filariasis, plasmodium, dan toxoplasma. Dimana penyakit tersebut ditularkan oleh virus melalui agent dan dapat menginfeksi host (manusia). Untuk lebih jelasnya silahkan (klik). Selamat membaca semoga bermanfaat :)

Siklus Hidup pada Malaria (Host Manusia)

Siklus Hidup pada Malaria (Host Manusia)

          Video di bawah ini merupakan penjelasan dari siklus hidup pada malaria sebagai host nya adalah manusia. Host merupakan penjamu, sehingga siklus hidup malaria tersebut sudah berada dalam tubuh manusia. Untuk lebih jelasnya selamat menyaksikan video berikut :




Sabtu, 27 Desember 2014

SIKLUS HIDROLOGI DAN SUMBER ASAL AIR



   A.   Daur Air/H2O (daur/siklus hidrologi)

Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur) ulang. Prinsip dasar siklus hidrologi adalah berupa proses sirkulasi dari penguapan, presipitasi maupun pengaliran. Siklus hidrologi merupakan hal yang penting dalam keberlangsungan daur air alami.

 gambar berikut adalah skema siklus hidrologi : 

SIKLUS/DAUR AIR DI LINGKUNGAN

    













-  Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air 
-  Uap air berasal dari air di daratan dan laut  yang menguap (evaporasi) karena panas cahaya  matahari dan transpirasi karena penguapan  oleh tumbuhan
 -  Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tiga perempat luas permukaan bumi.
-  Uap air di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan (presipitasi) 
- Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung  jatuh yang kemudian diserap oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
 -  Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara terus menerus dalam tiga cara yang berbeda :
1.  Evaporasi / transpirasi
- Air yang ada di laut, di daratan, di sungai di tanaman akan menguap  menjadi awan
- Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya  akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju atau es.
2.  Infiltrasi/perlokasi 
- Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
- Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3.  Air Permukaan
-Air bergerak diatas permukaan tanah  dekat dengan aliran utama dan danau 
-makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar.

   B.     Sumber Asal Air

1.      Air Hujan

Air ini sifatnya lunak. Pengotoran air hujan berasal dari gas yang larut, nitrigen , ammoniak, karbon dioksida, partikel debu.

2.    Air permukaan

Semua air yang ada dipermukaan tanah seperti air sungai, danau dll. Air ini mengandung kotoran berupa benda terapung, benda padat tersuspensi, bakteri, bau, rasa dll. Jika air ini akan digunakan sebaiknya dibersihkan dulu atau disaring (filter). Benda padat tersuspensi dangan cara sedimentasi dan koagulasi. Bakteri dengan cara desinfeksi. Bau dan rasa dengan cara erasi. Kesadahan dengan cara pelunakan (softening).

3.    Air tanah

Air yang terdapat didalam tanah. Air ini umumnya mengandung bahan larut mineral seperti kation  Ca, Mg, Mn, Fe, Anion SO4, CO3, HCO3, dan Cl. Sifat dan kondisi tanah menentukan besar kecilnya kandungan mineral.

4.    Air laut

Air laut mengandung kira kira 4 persen garam yang larut. Daerah tertentu mengandung lebih banyak kadar garam. Garam yang banyak terkandung dalam air laut adalah NaCl, MgSO4, NaBr, CaSO4, KCl, dan sebagainya. Berat jenis antara 1,028- 1,021. Titik beku pada tekanan udara -1,91 derajat Celsius. Perubahan air asin menjadi air tawar(desalinasi)  dapat dilakukan dengan cara destilasi, elektro dialisa, osmosis, freezing dan sebagainya.


 Sumber :
 -Buku catatan kuliah
 -http://belajarterusbiologi.blogspot.com/2011/03/daur-biogeokimia.html
 -http://filterair.co.id/sumber-asal-air/

Selasa, 10 Juni 2014

Pembuatan Reagensia Praktikum Kimia Lingkungan Mahasiswa Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA 1
       I.            Hari, tanggal               :           Jumat, 08 November 2013
    II.            Materi                        :           Pembuatan Reagensia
Tujuan                       :          
a.       Mahasiswa dapat melakukan pembuatan reagensia
b.      pemeriksaan parameter kimia lingkungan
 III.            Alat dan Bahan           :
-Alat                          :
1.      Gelas ukur 100ml, 500ml,1000ml
2.      Pipet ukur 10ml
3.      Gelas kimia 100ml, 500ml, 1000ml
4.      Neraca analitik
5.      Labu Erlenmeyer 250ml, 2000ml
6.      Botol reagent 100ml, 250ml, 500ml,1000ml
7.      Corong
8.      Pro pipet
9.      Beker gelas 100ml

Bahan                          :
1.      HCL 37% pa
2.      H2C2O4 2H2O
3.      H2SO4
4.      AgSO4
5.      AgNO3 pa
6.      Na2S2O4 5H2O
7.      KI
8.      Aquades
9.      Aquades bebas CO2

 IV.            Dasar Teori
Reagen adalah bahan-bahan pereaksi yang berperan dalam pemeriksaan labolatorium. Bahan-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan mengandung bahaya. Oleh Karena itu disini dikenalkan bahan-bahan berbahaya tersebut, cara pembuatannya serta penggunakannya dalam labolatorium. Bahan yang berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatanya, pengolahanya, pengangkutannya, penyimpananya dan penggunakannya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap gas, serat atau radiasi mengion yang dapat menimbulkan iritasi, ledakan, kebakaran, dan korosif.
Berdasarkan jenisnya reagen terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1.      Reagensia kualitatif
Yaitu reagen yang dalam pembuatannya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, pengukuran volume dan beratnya tidak harus menggunakann neraca analitik, tidak menuntut digunakan bahan-bahan kimia ataupun menggunakan  alat-alat gelas tertentu.
2.      Reagensia kualitatif
Reagen yang dalam pembuatannya memerlukan ketelitian yang tinggi, penimbangan harus menggunakan neraca analitik dan pengukurannya harus dengan alat ukur kuantitatif.
Bentuk-bentuk bahan kimia, yaitu :
1.      Padat seperti butiran, granula, serbuk halus atau kasar, Kristal, dan kepingan
2.      Cair, kenyataan bahwa bahan kimia cair itu mempunyai kadar atau kerapatan massa
3.      Gas

    V.            Cara kerja
A.  Pembuatan reagensia as-oxalat 1000ml 0,01 N
1.      Siapkan beker glass 100ml
2.      Untuk penimbangan bahan terlebih dahulu menimbang beker glass kemudian masukan bahan ke beker glass sesuai ukuran yang sudah dihitung.
3.      Penimbangan dilakukan di timbangan analitik (neraca analitik )
4.      Setelah itu bahan as-oxalat di campur dengan aquades secara sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata
5.      Masukan larutan tersebut ke dalam tabung Erlenmeyer, setelah mencapai garis 1L maka tabung  tersebut di tutup  lalu di gojok
6.      Setelah selesai di gojok siapkan botol 1L, lalu masukan larutan tersebut ke dalam botol kemudian beri label.

B. pembuatan reagensia H2SO4 pro COD

1.      Siapakan gelas ukur 100ml
2.      Timbang galas ukur tersebut di timbang analitik ( neraca analitik ) kemudian masukan AgNO3 di gelas ukur tersebut sebanyak 1gram.
3.      Setelah itu campur AgSO4 dengan larutan H2SO4 pekat sampai 100ml, kemudian diaduk hingga tidak ada gumpalan.
4.      Masukan larutan tersebut ke dalam botol 100ml tutup rapat lalu digojok, kemudian diberi label.

C. pembuatan reagensia K2Cr2O7 0,25 N 1000ml
1.      Siapa beker glass 100ml
2.      Untuk penimbangan K2Cr2O7 terlebih dahulu menimbang beker glass kemudian masukan bahan ke beker glass sesuai ukuran yang sudah di hitung
3.      Penimbangan dilakukan ditimbangkan analitik ( neraca analitik )
4.      Setelah itu bahan K2Cr2O7 di campur dengan aqudes secara sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.
5.      Masukan larutan tersebut ke dalam tabung Erlenmeyer sedikit demi sedikit dari beker glass sampai mencapai garis 1L maka tabung tersebut ditutup lalu digojok.
6.      Setelah digojok sampai tercampai tercampur homogen siapkan botol 1L, lalu masukan larutan tersebut ke dalam botol kemudian label.

 D. pembuatan reagensia Na2S2O3
1.      Siapkan beker glass 100ml
2.      Untuk penimbangan Na2S2O3 terlebih dahulu menimbang beker glass kemudian masukan bahan ke bekker glass sesuai ukuran yang sesuai ukuran yang sudah dihitung.
3.      Penimbangan dilakukan dilakukan di timbang analiti ( neraca analitik )
4.      Setelah itu bahan Na2S2O3 di campur dengan aqudes bebas CO2 secara sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.
5.      Masukan larutan tersebut tesebut ke dalam tabung Erlenmeyer sedikit demi sedikit dari beaker glass sampai mencapai 1 liter, maka tabung tersebut ditutup kemudian digojok.
6.      Setelah di gojok sampai tercampur rata siapkan botol berukuran 1L, lalu masukan larutan tersebut ke dalam botol dan kemudian ditutup lalu diberi label.
E. Pembuatan reagensia HCL 0,1 N
1.      Ambil HCL pekat sesuai kebutuhan dengan terlebih dahulu menghitung N HCL pekat.
2.      Ambil HCL pekat menggunakan pipet ukur 10ml sebanyak volume yang telah dihasilkan pada proses pengenceran ( pengambil HCL pekat dilakukan di almari asam )
3.      Ambil HCL pekat yang telah diambil ke dalam tabung Erlenmeyer yang telah berisi 500ml aquades , lalu di gojok agar homogeny.
4.      Tuangkan HCL yang ada di tabung Erlenmeyer ke dalam lalu takar dengan menggunakan corong , kemudian bilas tabung Erlenmeyer dengan aquades dan bilasannya dimasukan ke daam labu takar, lakukan larutan hingga tanda batas.
5.      Kemudian bersihkan bagian di atas tanda batas menggunakan kertas saring, lalu digojok sampai homogen
6.      Tuangkan larutan ke dalam botol dan beri label yang berisikan nama larutan, konsentrasi larutan, dan juga tanggal pembuatan.
F. Pembuatan reagensia NaoH 0,1N sebanyak 100ml
1.      siapkan beker glass 100ml
2.      untuk penimbangan bahan NaoH terlebih dahulu menimbang beker glass dalam timbangan analitik, kemudian masukan bahan NaoH ke dalam beker glass yang sesuai perhitungan.
3.      Setelah itu bahan NaoH dicampur dengan bahan aquades bebas CO2 secara sedikit demi sedikit hingga tercampur rata
4.      Masukan larutan tersebut ke dalam labu Erlenmeyer sedikit demi sedikit dari beker glass sampai 1L, bila kurang maka bilas glass beker aquades bebas CO2 lalu masukan ke tabung Erlenmeyer hingga mencapai 1L.
5.      Jika sudah, lalu masukan ke dalam botol, dan gojok hingga homogen, lalu kemudian ditutup dan beri label.

G. membuat reagensia pereaksi oksigen
1.      Timbang NaoH ke timbangan analitik sebanyak 50garam dan juga timbang KI sebanyak 15gram, lalu masukan kedua bahan ke dalam beker glass.
2.      Larutkan NaoH dan KI ke dalam larutan aquades bebas CO2
3.      Aduk rata larutan tersebut hingga homogen
4.      Masukan larutan tersebut ke dalam botol reagen 100ml, kemudian tutup lalu di gojok hingga tercampur, setelah itu diberi label.


HASIL
1.      Perhitungan
a.       Perhitungan reagensia Asam oxalat 0,01N dalam 1L
Garam Asam oxalat    = N      x          BE       x          V
                                    = 0,01  x          63        x          1
                                    = 0,63 gram
b.      Perhitungan reagensia K2Cr2O7 0,25N dalam 1L
Garam K2Cr2O7           = N      x          BE       x          V
BM valensi K2cr2o7   = 294
Valensi                        = 6
BE K2Cr2O7                = 294/6 = 49
            Gram K2Cr2O7            = N      x          BE       x          v
                                                = 0,25  x          49        x          1
                                                = 12,25gr
            C. perhitungan Na2S2O3 0,025N dalam 1L
                        Gr Na2S2O3     = N      x          Be        x          v
                                                = 0,025x          246/6   x          1
                                                = 0,025x          61,5     =          1,537
            D. perhitungan HCl 0,01N dalam 1L
                        N HCL pekat  = 1000             x          BJ       x          c
                                                            BE       x          v
                                                = 1000             x          1,19     x          37%
                                                            36,5     x          1
                                                = 440,3
                                                    36,5
                                                = 12,06 N
                                    1N HCL          =          v yang di ambil
                                    V1 . N1                  =          v2 . N2
                                                V1 . 12,06         =          1000ml . 0,1
                                                V1          =          1000ml . 0,1
                                                                        12,06
                                                            =          8,29 tidak sama dengan 8,3 ml
e.perhotungan NaoH 0,1N dalam 1L
            gr NaoH          =          N x BE x V
                                    =          0,1N x 40 x 1
                                    =          4gram

PEMBAHASAN
            Reagensia adalah larutan zat yang berada dalam komposisi dan juga konsenttrasi tertentu yang dapat digunakan untuk mengenali zat lain yang belum di ketahui sehingga dapat di ketahui zat lain tersebut. Reagensia merupakan pereaksi yang paling banyak digunakan dalam labolatorium untuk melaksanakan kegiatan analisa. Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botol reagen supaya tidak tertukar disertai dengan pemberian konsentrasi pada label terebut. Botol yang digunakan umumnya terbuat dari bahan borosilikat berwarna gelap atau coklat agar terhindar dari cahaya mattahari langsungsehingga tidak rusak.
            Dalam perubahan reagensia kita menggunakan perhitungan dengan indikator persen (%) dan normalitas (N). normalitas adalah jumlah mol ekuivalen zat dalam 1L larutan pada praktikum ini yang menggunakan perhitungan normalitas yaitu asam oxalat, K2Cr2O7, Na2SO2O3 dan NaoH. Sedangkan yang menggunakan persen adalam HCL
Rumus Normalitas (N)            :
            N = n/v
            N = gram/BE---- > BE = BM/valensi
            Gram = N x BE x V
Dapat praktikum tertentu ada hal-hal yang kurang tepatm berbagai hal-hal kurang tepat dalam berbagai hal baik itu penimbangan, langkah kerja, maupun perhitungan. Dalam hal penimbangan  pabila praktikan kurang teliti maka akan dapat menimbulkan hasil yang kurang tepat. Sehingga  dapa serta perhitungan yang diperoleh tidak valid. Dalam hal peralatan dan bahan yang disediakan dilabolatorim mungkin kurang  memenuhi standar sehingga keterbatasan alat juga dapat mempengaruhi hasil praktikum.

KESIMPULAN
1.      Dari penghitungan massa di dapat      :
a.       Massa Asam oxalat           0,01N  dalam 1L adalah         0,63 gr
b.      Massa K2Cr2O7                 0,25N  dalam 1L adalah         12,25gr
c.       Massa Na2S2O3                 0,025N            dalam 1L adalah         1,537gr
d.      Massa NaoH                     0,1N    dalam 1L adalah         4gr
2.      Dari perhitungan volume di dapat :
a.       HCL 0,1N dalam 1000ml adalah 8,3 ml di dapat dari proses pengenceran
3.      Dari hasil praktikum dapat di peroleh :
1.      Larutn asam oxalat 0,01N dalam 1L
2.      Larutan H2SO4 pro COD dalam 0,1L
3.      Larutan Na2S2O3 0,025N dalam 1L
4.      Larutan HCL 0,1N dalam 1L
5.      Larutan NaoH 0,1N dalam 1L
6.      Larutan pereaksi oksigen 0,1L